MAKALAH
TENTANG KERAGAMAN KOMUNIKASI
Dwi Restiyani
Kelas : XI TKJ 1
No. Absen 13
SMK TI BINTRA
PURWOKERTO
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu
sama lain, baik itu dengan sesama, adat istiadat, norma, pengetahuan ataupun
budaya di sekitarnya. Pada kenyataanya seringkali kita tidak bisa menerima atau
merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi
akibat interaksi tersebut, seperti masalah perkembangan teknologi, kebiasan
yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah atau cara-cara yang
menjadi kebiasaan (bahasa, tradisi atau norma) dari suatu daerah sementara kita
Berasal dari daerah lain.
Dalam hubungannya dengan proses budaya, komunikasi yang
ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya.
Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah
bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Untuk mempelajari komunikasi
sebagai proses budaya kita terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud
dengan istilah budaya atau kebudayaan dan apa yang dimaksud dengan istilah
komunikasi, karena dengan memahami kedua istilah tersebut akan memudahkan bagi
kita untuk membahas komunikasi sebagai proses budaya.
Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang
baik terhadap budaya di suatu daerah, wilayah, atau Negara menjadi sangat
penting artinya bagi pencapaian tujuan organisasi bisnis. Secara sederhana,
komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau Negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah
semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu Negara.
Di tengah
keragaman budaya dunia saat ini , banyak sekali hal yang menjadi tantangan
dalam melakukan suatu komunikasi. Perbedaan kultur, etnosentrisme, dan bahasa
merupakan hambatan yang pasti ditemui dalam setiap proses komunikasi antar
budaya. Sehingga harus dapat kita pahami elemen-elemen yang membuat komunikasi
antar budaya tersebut berhasil dilakukan dengan melihat unsur budaya low context atau high context yang digunakan .
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah topik
kali ini adalah :
1.
Bagaimana
perbedaan budaya, etnosentrisme, dan bahasa mempengaruhi komunikasi ?
2.
Apakah
pengertian low context dan high context dalam suatu kebudayaan ?
3.
Apa
sajakah elemen keberhasilan komunikasi lisan dan tulisan yang melampaui
batas-batas Negara ?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
hal-hal yang sangat berperan dalam komunikasi yang terjadi antar budaya
2.
Mampu
memahami kultur low dan high context dalam komunikasi lintas budaya
Dapat memahami
bagaimana komunikasi lintas budaya dilakukan secara baik, dengan mengurangi
hambatan-hambatan yang ada
BAB II
ISI
Daftar definisi
komunikasi
Definisi komunikasi adalah penjabaran tentang arti istilah
komunikasi berdasarkan
pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur
Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals Analisis
Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan
akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what
effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1.
Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku
utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai
suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara
sebagai komunikator.
2. Says What?
(pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada
penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which
Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari
komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap
muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk
siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan
dari sumber.Disebut
tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi
balik(decoder).
5. With What
Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima)
setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya
pengetahuan, dll.
Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru
sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan
kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran
untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak
langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai
dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari
pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang
diinginkan.
Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan
kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang
memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Daftar isi
- 1 Raymond Ross
- 2 Gerald R. Miller
- 3 Everett M. Rogers
- 4 Carl I. Hovland
- 5 New Comb
- 6 Bernard Barelson & Garry A. Steiner
- 7 Colin Cherry
- 8 William J. Seller
1.
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu penerima
pesan membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator.
2.
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi
perilaku mereka.
3.
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide
dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
4.
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
5.
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri
dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
6.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
7.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana
pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama
dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Definisi komunikasi : Menurut
Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia
menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a
system is established, maintained and altered by means of shared signals that
operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem
dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang
dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Analisis : Komunikasi adalah
sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan
pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan
dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan,
mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya
di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat
menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source"
(komunikator).
8.
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima dan diberi arti.
HAKIKAT,
DEFINISI, DAN KONTEKS KOMUNIKASI
Kata Komunikasi atau Communication dalam
bahasa Inggris berasal dari kata Latin Communis yang berati “sama,’ Communicatio,atau
Communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah
Communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi
definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada sara
berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi fikiran,” “Kita
mendiskusikan makna,” dan “kita mengirimkan pesan.”
Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (Community)
yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok
orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan
mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak aka nada komunitas.
Komunikasi bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi
berperan dan menjelaskan kebersamaan itu, oleh karena itu, komunitas juga
berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama dan bahasa,
dan masing-masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap,
perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas tersebut.
KOMUNIKASI
HEWAN
Hewan mungkin saja berkomunikasi dengan sesamanya,
namun prosesnya dan mekanismenya berbeda dengan komunikasi manusia.
Bahkan ad adugaan bahwa hewan lebih mampu mendeteksi fenomena alam daripada
manusia, kemampuan ini lazim disebut indra keenam.
Kecuali kemampuan berbasa yang unik, manusia berbagi
sejumlah tanda dengan hewan: banyak refleks sederhana, beberapa bentuk ritual
dan beberapa artefak atau invensi yang kompleks. Denga tanda-tanda
nonlinguistic demikian, manusia dapat menunjukan keadaan, atau menberitahu atau
mengan cam, seperti juga hewan. Namun lewat bahasa, manusia dapat lebih jeuh
mengungkapkan dirinya, atau memberi alasan, berargumen, atau menyatakan
perasaannya.
Komunikasi hewan sangat sederhana, ditandai dengan
tindakan-tindakan bersifat refleks. Mereka tidak dapat menafsirkan perilaku
hewan lain, karena mereka tidak memiliki dan tidak berbagi isyarat simbolik,
apalagi memodifikasi perilaku mereka untuk menyesuaikan diri dengan perilaku
hewan lain.
Menurut DeFleur, tindakan komunikatif di antara hewan yang
diperoleh lewat belajar ini dilandasi penggunaan tanda alamiah. Esensi suatu
tanda alamiah adalah stimulus baru yang mendahului stimulus yang lain (yang
mampu membangkitkan respons) sedemikian rupa sehingga setelah serangkaian
pertukaran stimulus itu terjadi, stimulus baru mampu membangkitkan respons,
dengan mengabaikan stimulus semula, sehingga membentuk kebiasaan baru pada
individu. Koordinasi kegiatan dapat berlangsung bila respons yang dibuat hewan
itu terhadap tanda tertentu dikoordinasikan secara timbale balik.
Beberepa hewan berkoniasi terutama lewat suara mereka, hewan
lainya terutama lewat perilaku mereka, berupa isyarat-syarat sederhana, atau
kombinasi keduanya.
Naluri hewan berbanding terbalik dengan intelegensinya.
Semakin tinggi intelegensinya, semakin rendah nalurinya. Namun hanya manusia,
hewan yang tingkatannya tertinggi, yang mampu menggunakan kombinasi berbagai
suara (bahasa) yang begitu rumit untuk berkomunikasi. Penggunaan bahasa inilah,
yakni seperangkat symbol yang mewakili suatu objek, peristiwa, atau gagasan,
yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Dan bahasa ini pulalah,
sebagai suatu system lambing, yang punya peran terpenting dalam pembentukan,
pemeliharaan, atau pengembangan budaya di kalangan manusia. Komunikasi manusia
itu unik berkat kemampuan manusia yang istimewa untuk menciptakan dan
menggunakan lambang-lambang, sehingga dengan kemampuan ini manusia dapat
berbagi pengalaman secara tidak langsung maupun memahami pengalaman orang lain.
Ringkasnya, kata kunci yang membedakan komunikaasi manusia dengan komunikasi
hewan (dan atau tanaman) adalah makna. Komunikasi manusia bermakna (meaningful)
– penuh dengan makna. Komunikasi hewan tidak demikian, apalagi komunikasi
tumbuhan.
Manusia dan mahluk lainnya, seperti hewan dan jin, jelas
mempunyai bahasa yang berbeda untuk berkomunikasi, karena itu sulit bagi
mahluk-mahluk yang berbeda itu untuk berbagi pengalaman secara penuh seperti
silakukan sesama manusia.
KERAGAMAN
DAN KONTROVERSI DEFINISI KOMUNIKASI
Lewat komunikasi orang berusaha mendefinisikan sesuatu,
termasuk istilah komunikasi itu sendiri. Hingga kini, terdapat ratusan definisi
komunikasi yang telah dikemukakan oleh para ahli. Seringkali suatu definisi
komunikasi berbeda atau bahkan bertentangan dengan definisi lainnya.
Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang
mendasari definisi-definisi komunikasi.
1.
Dimensi pertama adalah tingkat
observasi (level of obser vation), atau derajat keabstrakannya.
Misalnya, definisi sebagai “proses yang menghubungkan satu sama lain
bagian-bagian terpisah dunia kehidupan” adalah terlalu umum, sementara
komunikasi sebagai “alat untuk mengirim pesan militer, perintah, dan sebagainya
lewat telepon, telegraf, radio, kurir, dan sebagainya” terlalu sempit.
2.
Dimennsi kedua adalah kesengajaan (intentionality).
Sebagian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang
disengaja; sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menunutut syarat ini.
Contoh definisi yang mensyaratkan kesengajaan ini dikemukakan Gerald R. Miller,
yakni komunikasi sebagai “situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber
mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima.” Sedangkan definisi komunikasi yang mengabaikan
kesengajaaan adalah definisi yang dinyatakan Alex Gode, yaksi “suatu proses
yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli
seseorang atau sejumlah orang.”
3.
Dimensi ketiga adalah penilaian
normative. Sebagian definisi, meskipun secara implicit, menyertakan
keberhasilan atau kecermatan; sebagian lainnya tidak seperti itu. Definisi
komunikasi dari John B. Hoben, misalnya mengasumsikan bahwa komunikasi itu
(harus) berhasil: “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.”
Asumsi di balik definisi tersebut adalah bahwa suatu pikiran atau gagasan
secara berhasil dipertukarkan. Sebagian definisi lainya tidak otomatis
mensyaratkan keberhasilan ini, seperti definisi komunikasi dari Bernard
Berelson dan Gary Steiner: “komunikasi adalah transmisi informasi.” Jadi
definisi tersebut tidak mensyaratkan bahwa informasi harus diterima atau
dimengerti.
Seperti
dikemukakan Littlejohn, perdebatan mengenai definisi komunikasi pada awal tahun
1990-an di antara beberapa teoretikus komunikasi, telah menyarankan beberapa
kemungkinan untuk mendefinisikan komunikasi. Perdebatan tersebut menyoroti
Sembilan jenis perilaku yang dapat dianggap komuniaksi. Kesembilan jenis
perilaku ini ditentukan oleh sumber dan persepsi penerima.
PERILAKU
PENERIMA
|
PERILAKU
SUMBER
|
||
Perilaku
tidak sengaja
|
Perilaku
disengaja
|
||
Simtom
|
Nonverbal
|
Verbal
|
|
Tidak Diterima
|
1A
Perilaku Simtomatik tidak
dipersepsi
|
2A
Pesan Nonverbal tidak dipersepsi
|
3A
Pesan verbal tidak dipersepsi
|
Diterima Secara Insidental
|
1B
Simtom dipersepsi secara
incidental
|
2B
Pesan Nonverbal incidental
|
3B
Pesan verbal incidental
|
Diperhatikan
|
1C
Simtom diperhatikan
|
2C
Pesan Nonverbal diperhatikan
|
3C
Pesan verbal diperhatikan
|
Perilaku-perilaku
yang berhubungan dengan komunikasi
Littejohn menyebutkan, setidaknya terdapat tiga pandangan
yang dapat dipertahankan. Pertama, komunikasi harus terbatas pada pesan
yang secara sengaja diarahkan kepada orang lain dan diterima oleh mereka. Kedua,
komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah
disengaja ataupun tidak disengaja. Ketiga, komunikasi harus mencakup
pesan-pesan yang dikirimkan secara sengaja, namun sengaja ini sulit ditentukan.
Semua pakar komunikasi sepakat bahwa komunikasi mencakup
perilaku sengaja yang diterima, namun mereka tidak sepakat perilaku lainnya
yang dianggap sebagai komuniaksi. Dalam kenyataan, sebenarnya kesembilan periku
yang dirinci Littlejohn dalam daftar tersebut sulit dipisahkan. Yang pasti
pandangan seseorang mengenai perilaku apa yang dapat disebut komunikasi atau
bukan mempunyai implikasi serius terhadap jenis-jenis pertanyaan
yangdikemukakan untuk meneliti fenomena komuniakasi, juga untuk memilih metode
dan teknik penelitian yanga akan digunakan untuk meneliti fenomena komunikasi tersebut.
Terdapat dua bentuk umum tindakan yang dilakukan orang yang
terlibat dalam komunikasi, yaitu penciptaan pesan dan penafsiran
pesan. Pesan disini tidak harus berupa kata-kata, namun bisa juga merupakan
pertunjukan (display), termasuk pakaian, perhiasan, dan hiasan wajah (make
up atau jenggot), atau yang lazimnya disebut pesan nonverbal.
Jadi inti dari komunikasi adalah penafsiran (intepretasi)
atas pesan tersebut, baik disengaja ataupun tidak disengaja.
TIGA
KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI
Setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi,
yaksi komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai interaksi, dan
komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi
sebagai tindakan satu-arah
Suatu pemahaman popular mengenai komuniaksi manusia adalah komunikasi
yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu
lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung
(tatap-muka) taupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar,
majalah, radio, atau televise. Misalnya seseorang itu mempunyai informasi
menngenai suatu masalah, lalu ia menyampaikan kepada orang lain, oranng laian
mendengarkan, dan mungkin berprilaku sebagai hasil mendengarkan pesan tersebut,
lalu komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi, komunikasi dianggap suatu proses
linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima,
sasaran atau tujuannya.
Menurut Harold Lasswell, (cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says
What In Which Chanel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima
unsure komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:
1. Pertama, sumber (source), sering
disebut juga pengirim (sender), peyandi (encoder), komunikator (communicator),
pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomuniaksi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Kebutuhannya
bervariasi, mulai da ri sekadar mengucakan “selamat pagi” untuk memelihara
hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan
untuk mengubah ideology, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk
menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya
(pikiran). Sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam
seperangkat symbol verbal dan/atau nonverbal yang idelanya dipahami oleh
penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding), pengalaman
masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan
sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut. Setiap orang dapat saja
merasa bahwa ia mencintai seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga
orang yang dicintai itu menafsirkan rasa cinta berdasarkan perilaku verbal
dan/atau nonverbal.
2. Kedua, pesan, yaitu apa yang
dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol
verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau
maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, symbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Symbol
terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek
(benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi,
ceramah, dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan
orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui
tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman,
tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui music, lukisan, patung,
tarian, dan sebagainya.
3. Ketiga, saluran atau media, yakni
alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada
penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada
penerima, apakah saluran verbal, atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran
komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita
bisa juga mengagumkan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain.
Kita dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi da yang liar ketika
berdekatan dengan seorang wanita yang tidak kita kenal di sebuah kafe.
4. Keempat, penerima (receiver), sering
juga disebut saluran/tujuan (destination), komunikate (communicate),
penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener),
penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber berdasarkan
pengalama masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan
perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol
verbal dan/atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.
Proses ini disebut penyandian-balik (decoding).
5. Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi
pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan
pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap, (dari tidak
setuju menjadi setujua0, perubahan keyakinan, perubahan perilaku (daritidak
bersedia membeli barang yang di tawarkan menjadi bersedia membelinya) dan
sebagainya.
Unsur-unsur
lain yang sering ditambahkan adalah, umpan balik (feed back),
gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers). Dan konteks atau situasi
komunikasi. Sebenarnya, dalam peristiwa komuniaksi begitu banyak unsure yang
terlibat. Kesemua unsur itu saling bergantung dan/atau tumpang tindih, namun
diasumsikan terdapat unsure-unsur utama yang dapat diidentifikasi dan
dimasukan ke dalam suatu model.
Komunikasi
Sebagai Interaksi
Konseptualisasi yang sering di terapkan pada komunikasi
adalah interaksi. Pandangan ini menyertakan komunikasi dengan suatu proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan
pesan, baik verbal atau nonverbal, seoranh penerima bereaksi dengan memberi
jawaban verbal atau mengagungkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi
lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
seterusnya. Pokoknya masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda,
bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima.
Begitu pula sebaliknya.
Salah satu unsure yang dapat ditambahkan dalam
konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik (feed back), yakni apa yang
disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan
sumber pesan sebagai pentunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan
sebelumnya: apakah dapat dimengerti, dapat diterima, dan sebagainya, sehingga
berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya, kalau
perlu, agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua respons penerima adalah umpan
balik. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap
pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim. Umpan balik
juga tidak harus disengaja.
Komunikasi
Sebagai Transaksi
Proses penyandian (enconding) dan penyandian-balik (decoding)
bersifat spontan dan simultan di antara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi
komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam komunikasi,
akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak
pesan verbal dan nonverbal.
Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi
adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang
disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah
para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan
respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain di
sekitar, bahkan meninggalkan ruangan-semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya
mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut, ekspresi wajah, jarak fisik
dengan orang lain, nada suara, kata-kata yang digunakan-semua itu
mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian.
Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah
berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku
verbal maupun perilaku nonverbal. Pemahaman ini mirip dengan “definisi
berorientasi penerima” (receiver-oriented definition) seperti yang
dikemukakan Burgoon. Yang menekankan variabel-variabel yang berbeda, yakni
penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu juga
berlangsung dua-arah, bukan satu-arah.
Komuniksi pada dasarnya adalah suatu proses yang dinamis
yang secara sinambung mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan
pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator
yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap pihak dianggap
sumber dan sekaligus juga penerima pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan
verbal dan pesan nonverbal.
Dalam komunikasi transaksional, pengamatan atas aspek
tertentu saja, misalnya pesan verbal saja atau pesan nonverbal saja, tidak
menunjukan gambaran komunikasi yang utuh. Istilah transaksi mengisyaratkan
bahwa pihak-pihak yang berkomunikasiberbeda dalam keadaan interdependensi atau
timbale balik; eksistensi satu pihak di tentukan oleh eksistensi pihak lainya.
Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsure dalam proses komunikasi
saling berhubungan. Persepsi seorang peserta komunikasi atas orang lain
bergantung pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung
pula pada persepsinya terhadap lingkungan sekitarnya.
Komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan,
perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Terdapat kontinuitas dari setiap
unsurnya.
KONTEKS-KONTEKS
KOMUNIKASI
Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi
berdasarkan konteksnya. Sebagaimana juga definisi komunikasi konteks komunikasi
ini diuraikan secara berlainan. Istilah-istilah lain juga digunakan untuk
merujuk kepada konteks ini. Selain istilah konteks (context) yang lazim, juga
digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan
(setting), arena, jenis (kind), cara (mode), dan pertemuan (encounter).
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi
berdasarkan konteksnya atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat
dalam komunikasi. Maka dikenalah: komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik,
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi public,
komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Salah satu pendekatan untuk
membedakan konteks-konteks komunikasi adalah pendekatan situasional
(situational approach) yang dikemukakan G.R. Miller.
Kategori
|
Jumlah
Komunikator
|
Derajat
Kedekatan
|
Saluran
indrawi yang tersedia
|
Kesegaran
umpan balik
|
||||||||||
Banyak
|
Rendah
|
Minimal
|
Paling
Tertunda
|
|||||||||||
Komunikasi
massa
|
||||||||||||||
Komunikasi
organisasi
|
||||||||||||||
Komunikasi
public
|
||||||||||||||
Komunikasi
kelompok kecil
|
||||||||||||||
Komunikasi
antarpribadi
|
||||||||||||||
Komunikasi
intrapribadi
|
||||||||||||||
Satu
|
Tinggi
|
Maksimal
|
Paling
Segera
|
|||||||||||
Kategori-kategori yang digunakan dengan pendekatan
situasional untuk membedakan jenis-jenis komunikasi
Jumlah komunikator otomatis mempengaruhi dimensi-dimensi
lain transaksi komuniaksi . ketika melihat acara bincang-bincang yang kerap
kita saksikan di layar televise, kita menyaksikan dua tingkat komunikasi;
komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.
Komunikasi masssa melibatkan banyak komunikator, berlangsung
melalui system b ermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh),
memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan,
pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya,
komunikator yang relatif kecil, berlangsung dengan jarak fisik yang dekat,
bertatap muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran indrawi, dan memungkinkan
umpan balik segera. Komunikasi kelompok kecil, publik dan organisasi berada di
antara kedua kategori komunikasi tersebut menyangkut keempat karakteristiknya;
misalnya komunikasi organisasi lazimnya melibatkan lebih banyak komunikator
daripada komunikasi public namun lebih sedikit komunikator daripada komunikasi
massa.
Terdapat beberapa perbedaan lain antara komunikasi massa
dengan tingkat-tingkat omunikasi sebelumnya, khususnya komunikasi antar
pribadi. Bila dalam komunikasi antar pribadi , para pesertanya dapat mengontrol
topic pembicaraan, dalam komunikasi massa: komunikator (produser pesan)
mengontrol topic; pelanggan yang menginginkan topic yang lain harus mengubah
sumber informasi, dengan melanggani Koran, mendengarkan radio, atau memilih
siaran televise yang lain, yang sesuai dengan seleranya. Dalam komunikasi antar
pribadi, para peserta dapat menekankan pesan dengan mengulang pesan, atau
dengan tekanan verbal atau nonverbal tertentu, atau saling bertanya, namun
dalam komunikasi massa keluesan tersebut sangat terbatas kalaupun bukan berarti
tidak sama sekali. Pembaca surat kabar atau majalah memang dapat membaca ulang,
televise juga adakalanya menayangkan ulang suatu acara atau suatu adegan
(seperti acara olahraga), namun pembaca, pendengar, atau pemirsa tidak bebas
memperoleh informasi yang mereka inginkan pada saat itu juga. Dalam beberapa
kasus, pembaca rurat kabar, pendengar radio atau pemirsa televisi bisa saja
menyampaikan umpan balik secara langsung namun tetap saja tidak lengkap, karena
umpan balik bersifat nonverbal (seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya)
dari si pemberi umpan balik sering tidak tertangkap oleh sumber pesan.
Komunikasi
Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal Communication) adalah
komunikasi dengan diri-sendiri, baik disadari atau tidak. Contohnya berfikir.
Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam
konteks-konteks lainya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara
rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi antarpribadi ini inheren dalam
komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi
dengan orang lain biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri mempresepsi dan
memastikan makna pesan orang lain0, hanya saja caranya sering tidak disadari.
Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan
komunikasi kita dengan diri sendiri.
Komunikasi
Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi
diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti
suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru murid, dan sebagainya.
Ciri-ciri komunikasi diadik adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam
jarak dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. Keberhasilan
komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan
hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan
atau respons nonverbal mereka, seperti sentuha, tatapan mata yang ekspresif,
dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi
antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak.
Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai
indra primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam
menyampaikan pesan-pesan yang bersifat intim. Jelas sekali, bahwa komunikasi
antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau mebujuk orang lain, karena
kita dapat menggunakan kelima alat indra tadi untuk memperttinggi daya bujuk
pesan yang kita komunikasikan kepadanya. Sebagai komuniksi yang paling lengkap
dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muka ini
membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi
lewat mediua massa seperti surat kabar dan televise atau lewat teknologi
komunikasi tercanggih sekalipun seperti telepon genggam, E-mail, atau
telekonferensi, yang membuat manusia merasa terasing.
Komunikasi
Kelompok
Kelompok adalah sekulpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi
antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga
bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi
Publik
Komunikasi publik (public communicatin) adalah komunikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak
bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut sebagai
pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan
istilah komunikasi kelompok-besar (large-group communication).
Ciri-ciri komunikasi public adalah: terjadi di tempat umum
(public), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (masjid, gereja) atau
tempat lainya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa social
yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relative informal yang
tidak terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan
fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya;
acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum dan/atau sesudah ceramah
disampaikan pembicara. Komunikasi public sering bertujuan memberikan
penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.
Komunikasi
Organisasi
Komunikasi organissasi (organization communication)
terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal, dan berlangsung dalam suatu
jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi
seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan
adakalanya juga komunikasi public. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut
struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas, dan
komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada
struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip.
Komunikasi
Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televise), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonym, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga
dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.
Konteks-konteks
Komunikasi lainnya
Konteks-konteks komunikasi lain dapat dirancang berdasarkan
criteria tertentu, misalnya berdasarkan derajat keterlibatan teknologi dalam
komunikasi. Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante. Membandingkan tiga cara
(mode) komunikasi antara komunikasi antarpribadi, komunikasi medio, dan
komunikasi massa.
Antarpribadi
|
Massa
|
Medio
|
|
Komunikator
|
Independen
|
Organisai kompleks
|
Individu atau organisasi
|
Pesan
|
Pribadi atau terbatas
|
Umum
|
Pribadi atau terbatas
|
Saluran
|
Vocal
|
Elektronik dan cetak
|
Vocal dan elektronik
|
Khalayak
|
Individu atau kelompok kecil
|
Massa
|
Individu, kelompok kecil atau
massa
|
Umpan balik
|
Segera
|
Tertunda
|
Segera atau tertunda
|
Kontak
|
Primer
|
Sekunder
|
Primer atau sekunder
|
Contoh
|
Diskusi keluarga
|
Berita TV
|
Telepon
|
Perbedaan-perbedaan penting dalam cara (mode) komunikasi
Menurut Blake dan Haroldsen, telepon dapat diklasifikasikan
sebagai komunikasi medio (‘medio” dari bahasa latin yang berarti “pertengahan”)
yang terletak di antara komunikasi tatap muka dan komunikasi massa, yang
ditandai dengan penggunaan teknologi dan berlangsung dalam kondisi khusus dan
melibatkan peserta yang dapat di identifikasi. Jadi penerima pesannya
relative sedikit dan diketahui oleh komunikator. Selain itu, pesannya juga
tidak bersifat umum. Contoh komunikasi medio, selain telepon, adalah komunikasi
lewat faksimil, radio CB, televise sirkuit, dan surat elektronik (E-mail).
Onong Uchjana Effendy memasukan surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk, dan
lain-lain kedalam komun ikasi medio ini.
Last but no least, konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
bidang, kejuruan atau kekhususan, sehingga menjadi: komunikasi politik,
komunikasi kesehatan, komunikasi pertanian, komunikasi bisnis, komunikasi
instruksional, komunikasi pembangunan, komunikasi antar budaya, komunikasi
internasional, dan bahkan komunikasi antar galaksi. Bidang komunikasi yang
disebut terakhir memang belum masuk kedalam disiplin ilmu komunikasi, namun
boleh jadi kita akan melakukan komunikasi tersebut dengan mahluk-mahluk luar
angkasa kelak, seperti yang dilukiskan dalam film-film fiksi alamiah.
RINGKASAN
KOMUNIKASI
Media
komunikasi disini saya bagikan ada tiga, yaitu :
1.
Komunikasi AUDIO
2.
Komunikasi DATA
3.
Komunikasi VIDEO
Komunikasi audio
Media komunikasi audio adalah suatu alat komunikasi
yang dapat ditangkap melalui alat pendengaran. Contoh : telepon, radio dan tape
recorder.
Keuntungan menggunakan fasilitas komunikasi audio
ialah, kita bisa berkomunikasi dengan seseorang dizona yang berbeda atau tempat
yang berbeda, tanpa harus berada di zona atau tempat yang bersamaan.
a.
Telepon
c. Tape Recorder
Komunikasi data
Komunikasi
data adalah proses pengiriman informasi diantara dua titik menggunakan kode
biner melewati saluran transmisi dan peralatan switching dapat terjadi antara
komputer dengan komputer, komputer dengan terminal atau komputer dengan
peralatan. Komunikasi data merupakan gabungan dari teknik telekomunikasi dengan
teknik pengolahan data.
Model Komunikasi Data
Komunikasi
data berkaitan dengan pertukaran data diantara dua perangkat yang terhubuang
secara langsung yang memungkinkan adanya pertukaran data antar kedua
pihak.gambar 2.1 menggambarkan proses komunikasi data.
Gambar
2.1 Komunikasi Data
Pada
gambar 2.1 terdapat elemen-elemen dalam kunci model tersebut :
- Source (sumber) : Alat ini membangkitkan data sehingga dapat ditransmisikan, contoh telepon, personal Computer (PC)
- Transmitter (pengirim): Biasanya data yang dibangkitkan dari sister sumber tidak ditransmisikansecara langsung dalam bentuk aslinya. Sebuah transmitter cukup memindah dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti sinyal-sinyal elektromagnetik yang dapat ditransmisikan melewati beberapa sistem transmisi berurutan.
- Sistem transmisi : Berupa jalur transmisi tunggal (single transmission)atau jarinagn komplek(complex network)yang menghubungkan antara sumber dengan tujuan (destination).
- Tujuan (destination) : menangkap data yang dihasilkan oleh receiver
Adapun
tujuan dari komunikasi data adalah sebagai berikut :
- Memunkinkan pengiriman data dalam jumalh besar efisien, tanpa kesalahan dan ekomis dari suatu tempat ketempat yang lain.
- Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan perlatan pendukung dari jarak jauh (remote computer use).
- Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupu sentralisasi.
- Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai mcam sistem komputer.
- Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.
- Mendapatkan da langsung dari sumbernya.
- Mempercepat penyebarluasan informasi.
Komunikasi video
Media
komunikasi video adalah suatu alat komunikasi yang dapat ditangkap melalui
visual atau penglihatan ,komunikasi
memungkinkan semua orang untuk bertemu pada saat yang sama tidak peduli zona
waktu, komunikasi video memungkinkan anda untuk melakaukan sesuatu tampa harus
bertemu dengan si received atau si penerima, anda bisa mengirim dan menyampaikan sebuah informasi kepada
siapa pun dengan cepat , contoh :
seperti televise/TV ,misalkan ada sbuah acara berita tau NEWS, yang
menyampaikan hasil informasi yang mereka dapatkan ,dan dapat di beri taukan
kepada siapapun secara visual atau video, dengan menggunakan media komunikasi
video.
Manfaat komunikasi
video
Manfaat
dari komunikasi video dapat ditemukan dalam industri yang berbeda , seperti
militer , pendidikan , kesehatan ( telemedicine ) , administrasi , masyarakat ,
pendidikan profesional , perpustakaan dan materi pelajaran tertentu .
Dengan
berkembangnya zaman, sekrang media komunikasi video bias juga kita gunakan
dengan koneksi internet yang tersedia saat ini, misalakan kita ingin chating
dengan menggunakan video call, kita bias menggunakan vasilitas video call yang
tersedia banyak di internet, misalnya Skype, dengan menggunakan ini anda bisa
melakukan dan menghubungi siapapun untuk berkomunikasi dengan anda dengan
menggunakan media komunikasi video.
BAB III
Kesimpulan
Semakin pesatnya perkembangan teknologi
saat ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi. Dimana ada
perbedaan bahasa, kebiasaan dan lain sebagainya. Pengembangan keterampilan
berkomunikasi bisnis lintas Audio Video menjadi semakin penting artinya, mengingat
dunia bisnis sudah menjadi bagian dari globalisasi. Kita juga dapat mempelajari
secara detail mengenai Komunikasi dengan berbagai cara yang sangat banyak saat
ini, seperti membaca, browsing internet, berita,dan lain-lain agar dapat
memahami perbedaan lintas budaya dan memandangnya sebagai suatu anugerah bukan
memandang dengan mendeskriminasinya.
Daftar Pustaka
1. See
more at: http://spynad.blogspot.com/2014/07/ringkasan-tentang-komunikasi-komunikasi.html#sthash.9wI8xgbi.dpuf
2.
Sumber dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
thank's, I very need it :)
ReplyDeleteSama sama, saya bersyukur karna bisa membatu anda
ReplyDelete